Di
tahun 1639 M Tumenggung Anggadipa kemudian mendirikan masjid di desa Kepanjen
Sumenep, dan sampai sekarang dikenal dengan nama Masegit Laju (masjid lama). Masegit Laju didirikan oleh Tumenggung
Anggadipa sebagai tanda kepeduliannya terhadap perkembangan agama islam.
Masjid ini memiliki denah persegi panjang pada ruang
utamanya dengan ukuran 8 m x 10 m. Sebelah utara ruang utama terdapat ruang
pawestren berukuran 4,5 m x 8 m. Sebelah timur ruang utama terdapat serambi
berukuran 12,5 m x 5 m.
Pada bagian depan ruang utama terdapat mihrab dengan dua
bangunan kecil disamping utara selatannya. Bangunan kecil sebelah utara
berfungsi sebagai mimbar. Sedangkan pada sisi selatan, awalnya, kemungkinan
sebagai maksurah yang beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan al-Qur’an.
Di bagian tengah ruangan terdapat 4 tiang utama berbentuk
segi empat yang sudah dibalut dengan semen. Terdapat 6 buah pintu, 3 buah berada
pada bagian depan; 2 buah pada sebelah utara sebagai penghubung ke ruang
pawestren; satu pintu sebelah selatan digunakan sebagai pintu keluar Imam atau
khotib.
tidak terdapat ornamen khusus pada masjid ini,
selain hiasan salib portugis atau tapak dara yang menyilang di atas ventilasli
pintu utama sebagai pengait tulisan Allah. Jika dilihat dari model bangunan
mimbarnya serta tiang-tiang lengkung pada serambi, ada kemungkinan perehaban
masjid ini meniru gaya masjid Jami’ sumenep, atau mungkin sebaliknya.
0 komentar:
Posting Komentar